Hari: 2 Mei 2025

Fakhruddin, Pria di Medan Menjadi Korban Pengeroyokan Oknum Satpol PP Saat Penertiban

Fakhruddin, Pria di Medan Menjadi Korban Pengeroyokan Oknum Satpol PP Saat Penertiban

Sebuah insiden dugaan kekerasan oleh aparat penegak ketertiban terjadi di Medan, Sumatera Utara, pada Kamis siang, 1 Mei 2025. Seorang pria bernama Fakhruddin (38 tahun) dilaporkan menjadi korban pengeroyokan oleh sejumlah oknum anggota Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) saat berlangsung penertiban pedagang kaki lima (PKL) di kawasan Jalan Sutomo. Akibat kejadian ini, Fakhruddin mengalami luka memar di beberapa bagian tubuh dan harus mendapatkan perawatan medis.

Menurut keterangan saksi mata di lokasi, Ibu Siti (55 tahun), peristiwa bermula saat sejumlah petugas Satpol PP melakukan penertiban terhadap para PKL yang berjualan di trotoar Jalan Sutomo sekitar pukul 11.00 WIB. Saat penertiban berlangsung, terjadi adu argumen antara petugas dengan beberapa pedagang, termasuk Fakhruddin yang saat itu sedang berjualan minuman ringan. Tiba-tiba, situasi memanas dan beberapa oknum petugas Satpol PP diduga melakukan tindakan pengeroyokan terhadap Fakhruddin.

“Saya lihat jelas, ada sekitar empat atau lima orang petugas yang mengeroyok Bapak Fakhruddin. Mereka memukul dan menendangnya beberapa kali meskipun Bapak itu sudah terjatuh,” ujar Ibu Siti dengan nada prihatin saat ditemui di lokasi kejadian beberapa jam setelah insiden. Video amatir yang merekam sebagian kejadian pengeroyokan ini juga sempat beredar luas di media sosial dan menuai kecaman dari warganet.

Setelah kejadian pengeroyokan tersebut, Fakhruddin segera dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pirngadi Medan untuk mendapatkan penanganan medis. Berdasarkan hasil pemeriksaan awal, Fakhruddin mengalami luka memar di bagian wajah, dada, dan punggung. Pihak keluarga Fakhruddin telah melaporkan kejadian ini ke Polrestabes Medan pada hari yang sama dengan harapan agar para pelaku segera diproses hukum sesuai dengan undang-undang yang berlaku.

Menanggapi insiden ini, Kepala Satpol PP Kota Medan, Bapak M. Sofyan, saat dikonfirmasi pada Jumat pagi, 2 Mei 2025, menyatakan bahwa pihaknya sangat menyesalkan kejadian tersebut dan berjanji akan melakukan investigasi internal secara menyeluruh. “Kami tidak mentolerir tindakan kekerasan yang dilakukan oleh anggota kami di lapangan. Jika terbukti bersalah, oknum-oknum petugas tersebut akan diberikan sanksi tegas sesuai dengan peraturan yang berlaku,” tegasnya. Pihaknya juga menyampaikan permohonan maaf kepada korban pengeroyokan dan keluarganya atas insiden yang tidak seharusnya terjadi ini. Kasus dugaan pengeroyokan ini kini tengah ditangani oleh Unit Reskrim Polrestabes Medan untuk penyelidikan lebih lanjut.Sumber dan konten terkait

Garantung: Melodi Kayu yang Mengalun dari Tanah Batak Toba

Garantung: Melodi Kayu yang Mengalun dari Tanah Batak Toba

Sumatera Utara kaya akan warisan budaya yang unik, termasuk beragam alat musik tradisional yang mempesona. Salah satunya adalah Garantung, sebuah alat musik pukul dari kayu yang memiliki lima bilah nada. Lebih dari sekadar instrumen musik, Garantung merupakan alat musik melodi yang penting dalam ansambel musik tradisional Batak Toba, memainkan peran sentral dalam berbagai upacara adat, ritual, dan hiburan masyarakat.

Secara fisik, Garantung terdiri dari lima bilah kayu yang terbuat dari jenis kayu keras pilihan, seperti kayu ingul atau kayu nangka. Bilah-bilah ini memiliki ukuran yang berbeda-beda, menentukan tinggi rendah nada yang dihasilkan. Bilah-bilah nada ini diletakkan berjajar di atas sebuah wadah atau resonator yang terbuat dari kayu yang sama. Resonator ini berfungsi untuk memperkuat dan memperkaya suara yang dihasilkan saat bilah-bilah dipukul.

Cara memainkan Garantung cukup unik. Pemain menggunakan dua buah pemukul (palu) yang terbuat dari kayu lunak atau kayu yang ujungnya dibalut kain. Dengan kedua pemukul di tangan, pemain memukul bilah-bilah nada secara bergantian atau bersamaan untuk menghasilkan melodi yang diinginkan. Keahlian pemain terletak pada ketepatan memukul bilah nada dan mengatur ritme sehingga menghasilkan alunan musik yang harmonis.

Sebagai alat musik melodi utama dalam orkestra musik tradisional Batak Toba (gondang sabangunan), Garantung memiliki peran yang sangat penting. Melodi yang dihasilkan Garantung seringkali menjadi panduan bagi alat musik lain dalam ansambel, seperti sarune (alat musik tiup), taganing (gendang), dan hesek (simbal kecil). Kombinasi melodi Garantung dengan ritme dan harmoni dari alat musik lainnya menciptakan kekayaan musikal yang khas dan memukau.

Dalam tradisi Batak Toba, Garantung tidak hanya berfungsi sebagai hiburan semata. Alat musik ini seringkali dimainkan dalam berbagai upacara adat, seperti pernikahan, kematian, dan ritual keagamaan. Melodi yang dihasilkan Garantung diyakini memiliki kekuatan spiritual dan mampu menghubungkan manusia dengan leluhur serta alam semesta. Setiap jenis lagu atau melodi yang dimainkan memiliki makna dan tujuan tersendiri dalam konteks upacara adat batak