Hari: 22 Mei 2025

Ibu Diperiksa Polisi Akibat Aniaya Anaknya di Medan

Ibu Diperiksa Polisi Akibat Aniaya Anaknya di Medan

Seorang ibu di Medan kini harus berhadapan dengan hukum setelah diduga kuat Aniaya Anaknya yang masih balita. Kasus kekerasan dalam rumah tangga ini terungkap setelah tetangga melaporkan dugaan penganiayaan kepada pihak berwajib. Kejadian ini menjadi peringatan keras akan pentingnya perlindungan anak dan perlunya intervensi jika menemukan kasus kekerasan di lingkungan sekitar.

Peristiwa ini terjadi di sebuah rumah kontrakan di kawasan Medan Amplas pada hari Selasa, 20 Mei 2025. Korban adalah seorang anak laki-laki berusia 3 tahun berinisial AL, yang ditemukan dengan sejumlah luka memar di tubuhnya. Kecurigaan tetangga bermula ketika mereka sering mendengar tangisan kencang dari rumah tersebut, diikuti dengan suara benturan. Salah satu tetangga, Ibu Ani (40), akhirnya memberanikan diri untuk mengintip dan melihat luka pada tubuh AL, lalu melaporkan kejadian tersebut.

Setelah menerima laporan dari warga, Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polrestabes Medan yang dipimpin oleh Kanit PPA AKP Sari Ayu, segera mendatangi lokasi. Ibu korban, berinisial RM (28), langsung diamankan untuk dimintai keterangan. Anak korban, AL, segera dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Medan untuk mendapatkan penanganan medis dan visum sebagai barang bukti. Hasil visum menunjukkan adanya luka bekas pukulan di tangan dan kaki AL.

Dari hasil pemeriksaan awal, RM mengakui telah Aniaya Anaknya. Motifnya diduga karena frustrasi akibat masalah ekonomi dan tekanan hidup. RM mengaku sering memukul AL ketika anak tersebut rewel atau tidak menuruti perkataannya. Kasus ini menguak sisi gelap kekerasan yang terjadi dalam lingkup keluarga, yang seharusnya menjadi tempat teraman bagi anak-anak.

Kapolrestabes Medan, Kombes Pol. Rina Sari Dewi, menegaskan bahwa pihaknya akan memproses kasus ini secara transparan dan tuntas. “Kami akan menjerat pelaku dengan Undang-Undang Perlindungan Anak. Tidak ada toleransi bagi siapa pun yang Aniaya Anaknya, apalagi anak di bawah umur,” tegas Kombes Pol. Rina Sari Dewi dalam konferensi pers pada Rabu, 21 Mei 2025. Kasus ini menjadi alarm bagi masyarakat untuk lebih peduli terhadap anak-anak di sekitar kita, serta bagi orang tua untuk mencari bantuan jika merasa kesulitan dalam mengelola emosi dan mengasuh anak.

Dinamika Keamanan Medan: Antara Kriminalitas dan Penertiban

Dinamika Keamanan Medan: Antara Kriminalitas dan Penertiban

Medan, sebagai kota metropolitan terbesar di Sumatera Utara, selalu menghadapi dinamika keamanan yang kompleks. Di satu sisi, kota ini terus berbenah dengan berbagai program pembangunan dan penertiban. Namun, di sisi lain, tantangan kriminalitas tetap menjadi perhatian serius yang membutuhkan penanganan berkelanjutan. Keseimbangan antara upaya penertiban dan pencegahan kejahatan menjadi kunci untuk menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi warganya.

Isu kriminalitas di Medan seringkali menjadi sorotan, terutama kasus-kasus seperti pencurian dengan kekerasan (begal), pencurian kendaraan bermotor, dan peredaran narkoba. Wilayah-wilayah tertentu masih dianggap rawan, dan kejahatan jalanan menjadi momok yang cukup meresahkan masyarakat. Faktor-faktor seperti kesenjangan ekonomi, pengangguran, dan urbanisasi yang pesat seringkali disebut sebagai pemicu meningkatnya angka kriminalitas.

Menyikapi hal ini, aparat kepolisian di Medan, khususnya Polrestabes Medan dan jajaran polsek, terus gencar melakukan upaya penertiban. Patroli rutin ditingkatkan, operasi pemberantasan kejahatan terorganisir digalakkan, dan penindakan tegas terhadap pelaku kriminal terus dilakukan. Belakangan, fokus juga diberikan pada penertiban lokasi-lokasi yang disinyalir menjadi sarang praktik kejahatan atau peredaran narkoba.

Salah satu tantangan terbesar dalam menjaga keamanan Medan adalah berhadapan dengan residivis dan jaringan kejahatan yang terstruktur. Para pelaku seringkali beradaptasi dengan metode baru, membuat aparat harus terus berinovasi dalam strategi penegakan hukum. Selain itu, upaya preventif dan pembinaan masyarakat juga penting untuk mencegah generasi muda terjerumus ke dalam lingkaran kriminal.

Di sisi lain, upaya penertiban juga meluas ke berbagai aspek sosial dan lingkungan. Penertiban pedagang kaki lima yang mengganggu ketertiban umum, penertiban parkir liar, hingga penertiban bangunan ilegal, semuanya bertujuan untuk menciptakan kota yang lebih tertata dan disiplin. Meskipun sering menimbulkan pro dan kontra, langkah-langkah ini dianggap perlu demi kepentingan umum dan estetika kota.

Dinamika keamanan di Medan pada akhirnya adalah cerminan dari kompleksitas sebuah kota besar. Kriminalitas adalah tantangan yang harus terus diperangi dengan pendekatan multi-aspek, mulai dari penegakan hukum yang tegas hingga solusi akar masalah sosial. Sementara itu, penertiban adalah upaya berkelanjutan untuk membentuk tatanan kota yang lebih baik, di mana warga dapat hidup dan beraktivitas dengan rasa aman dan nyaman.

journal.pafibungokab.org

learn.pafipemkotkerinci.org

news.pafipemkotpalopo.org