Ibu Diperiksa Polisi Akibat Aniaya Anaknya di Medan
Seorang ibu di Medan kini harus berhadapan dengan hukum setelah diduga kuat Aniaya Anaknya yang masih balita. Kasus kekerasan dalam rumah tangga ini terungkap setelah tetangga melaporkan dugaan penganiayaan kepada pihak berwajib. Kejadian ini menjadi peringatan keras akan pentingnya perlindungan anak dan perlunya intervensi jika menemukan kasus kekerasan di lingkungan sekitar.
Peristiwa ini terjadi di sebuah rumah kontrakan di kawasan Medan Amplas pada hari Selasa, 20 Mei 2025. Korban adalah seorang anak laki-laki berusia 3 tahun berinisial AL, yang ditemukan dengan sejumlah luka memar di tubuhnya. Kecurigaan tetangga bermula ketika mereka sering mendengar tangisan kencang dari rumah tersebut, diikuti dengan suara benturan. Salah satu tetangga, Ibu Ani (40), akhirnya memberanikan diri untuk mengintip dan melihat luka pada tubuh AL, lalu melaporkan kejadian tersebut.
Setelah menerima laporan dari warga, Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polrestabes Medan yang dipimpin oleh Kanit PPA AKP Sari Ayu, segera mendatangi lokasi. Ibu korban, berinisial RM (28), langsung diamankan untuk dimintai keterangan. Anak korban, AL, segera dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Medan untuk mendapatkan penanganan medis dan visum sebagai barang bukti. Hasil visum menunjukkan adanya luka bekas pukulan di tangan dan kaki AL.
Dari hasil pemeriksaan awal, RM mengakui telah Aniaya Anaknya. Motifnya diduga karena frustrasi akibat masalah ekonomi dan tekanan hidup. RM mengaku sering memukul AL ketika anak tersebut rewel atau tidak menuruti perkataannya. Kasus ini menguak sisi gelap kekerasan yang terjadi dalam lingkup keluarga, yang seharusnya menjadi tempat teraman bagi anak-anak.
Kapolrestabes Medan, Kombes Pol. Rina Sari Dewi, menegaskan bahwa pihaknya akan memproses kasus ini secara transparan dan tuntas. “Kami akan menjerat pelaku dengan Undang-Undang Perlindungan Anak. Tidak ada toleransi bagi siapa pun yang Aniaya Anaknya, apalagi anak di bawah umur,” tegas Kombes Pol. Rina Sari Dewi dalam konferensi pers pada Rabu, 21 Mei 2025. Kasus ini menjadi alarm bagi masyarakat untuk lebih peduli terhadap anak-anak di sekitar kita, serta bagi orang tua untuk mencari bantuan jika merasa kesulitan dalam mengelola emosi dan mengasuh anak.
